Beberapa waktu lalu saya menonton video wawancara Menteri Pendidikan Nadiem Makarim di Insight With Desi Anwar dengan topik pembicaraan; Solusi Nadiem Makarim Atasi Masalah Pendidikan Indonesia "MERDEKA BELAJAR" ala Mas Menteri dan Video Podcast Deddy Corbuzier bersama Menteri Pendidikan Republik Indonesia, Nadiem Makarim.
Setelah menonton video saya coba merangkum dan melihat konsep merdeka belajar dari beberapa sudut pandang pemikiran. Presiden Indonesia sudah menetapkan dan mengarahkan tujuan pembangunan Indonesia adalah Indonesia Maju 2045, Indonesia menjadi negara dengan kekuatan ekonomi lima besar dunia dan itu sudah harus mulai terjadi ditahun 2040. Kualitas pendidikan kita saat ini dan dimasa depan akan menentukan kemana arah kemajuan peradaban Bangsa Kita, Bangsa Indonesia.
Nadiem Makarim berupaya mewujudkan kelas yang partisipatif, metode belajar dan mengajar terjadi dalam konsep dua arah bahkan dimungkinkan menjadi multi arah sehingga memungkinkan tercipta kelas yang inovatif, kreatif dan kolaboratif.
Konsep keseragaman yang selama ini diterapkan pada sistem pendidikan di Indonesia harus ditinggalkan karena terbukti bahwa keseragaman tidak mampu menunjang peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia. Anak - Anak butuh diasah kemampuan ber'NALAR'nya, kemampuan menyelesaikan masalah, menemukan solusi dan memiliki pemikiran kritis serta kepekaan sosial yang tinggi.
Salah satu faktor penting yang harus diperhatikan dalam upaya peningkatan kualitasi pendidikan adalah kapasitas dan kesejahteraan Guru. Siswa-siswi yang kita persiapkan untuk menghadapi masa depan membutuhkan seorang guru sebagai sosok guru favorit, panutan dan 'MENTOR' mereka, yang karakter dan prilakunya dapat menginspirasi para siswa, dengan demikian diyakini proses belajar mengajar akan terjadi dengan senang dan penuh kegembiraan. Menteri Nadiem akan memaksimalkan penggunaan teknologi untuk membantu guru-guru di Indonesia mengurangi pekerjaan-pekerjaan yang tidak berdampak pada pembelajaran (urusan-urusan administratif), Teknologi AI (Artificial Inttelligence) akan coba diterapkan untuk dapat menganalisa kemampuan anak seperti menentukan level pada aplikasi game, dengan demikian diharapkan materi dan strategi pembelajaran yang diberikan sesuai dan tepat sasaran.
Visi, metode dan gaya kerja Menteri Nadiem diatas harus dapat dimengerti dan diterapkan hingga level yang paling bawah, Guru-guru yang baik, peduli, Guru-guru penggerak harus dicari, dikumpulkan kemudian bergerak bersama dan tentunya tidak lupa dipastikan kesejahteraannya baik dan sesegera mungkin diangkat ke posisi-posisi penting dan strategis, sesegera mungkin menjadi pemimpin. Kurikulum dapat dianalogikan seperti pasar, guru adalah chef/juru masaknya, materi pengajaran umum meninjau pada kurikulum namun guru harus kreatif dan inovatif dalam penyajiannya, pemberlakuan konsep otonomi sesuai kebutuhan dan karekter wilayah merupakan esensi dari konsep "Merdeka Belajar".
Dalam merekrut guru-guru baru dimasa depan Menteri Nadiem ingin membentuk pasukan regenerasi baru dengan konsep dan pemahaman yang baru pula. Alasan utama kenapa mau menjadi guru adalah hal yang paling penting dan utama untuk dipertimbangkan. Proses mengedukasi masyarakat, memposisikan profesi guru sebagai profesi yang tinggi dan terhormat karena masa depan bangsa ada pada kualitas pendidikan yang sedang kita bangun saat ini. Menteri Nadiem menuntut dalam proses belajar mengajar yang kreatif, inovatif, mengedepankan konsep kolaborasi guru-guru harus BANYAK TANYA, BANYAK COBA DAN BANYAK KARYA.
Problematika dan kondisi rumit soal 'Guru Honorer', kewenangan sekolah ada pada daerah termasuk proses dan pengangkatan guru. Kementrian pendidikan sendiri tidak memiliki sekolah, yang memiliki sekolah adalah daerah. Untuk menyelesaikan masalah kemendikbud menggunakan tools/alat/kewenangan yang bisa dipakai, contohnya adalah flexibilitas dana BOS yang semula adalah 15% ditingkatkan menjadi 50% kepada sekolah yang memungkinkan Kepala Sekolah menggunakan dana BOS untuk membayar gaji guru honorer dan pada saat ini pula dana BOS ditransfer langsung ke sekolah, tidak lagi melalui rekening Pemerintah Daerah seperti dulu.
Selain peran Guru dan Sekolah Menteri Nadiem juga menekankan peran dan partisipasi orang tua dalam membesarkan anak, membacakan dongeng sebelum tidur, bermain dan memanfaatkan waktu bersama.
Sebagai pentutup guru merupakan team sport bukan single fighter, Terima Kasih untuk Guru-Guru profesional diseluruh Indonesia.