Sabtu, 09.30 saya menjemput Bapak Paulus S.K. Limu (Bupati Kabupaten Sumba Tengah periode 2018-2023) yang biasa kita kenal dengan sebutan 'Paul Kira'. Beliau datang ke Bali memenuhi undangan Ikatan Keluarga Sumba Tengah (IKST) Bali, IKST BALI merupakan paguyuban warga Bali asal Sumba Tengah (Diaspora Sumba Tengah). Beliau datang sendiri, tidak ada ajudan yang bersama Beliau, tas dan koper dibawanya sendiri, saya tidak diijinkan untuk membantu. Hotel yang Beliau pilih untuk menginap selama di Bali adalah Hotel Praja di kawasan Renon Denpasar, hotel dengan rate harga 300-400 ribu rupiah/malam.
Karena masih pagi saya mengajak Beliau ke Bentara Budaya - Kompas Gramedia Grup yang kebetulan sekali sedang menggelar Pameran Desain Produk Jepang. Banyak produk yang dipamerkan disana misalnya kamera fuji, ditampilkan kamera yang diproduksi pada awal lahirnya teknologi dokumentasi gambar hingga pada era digital camera 4K ini, ada juga sepeda anak yang sangat sederhana terbuat dari bahan dasar kayu hingga cangkir dan gelas. Tidak semua hal yang dipamerkan adalah produk dengan penerapan teknologi tinggi namun produk-produk yang dibutuhkan dan fungsional.
Melihat banyaknya anak-anak Sekolah (SD-SMA) yang datang dan hadir di pameran desain produk Jepang ini, Saya dan Bapak Paul Kira sepakat bahwa Siswa-Siswi generasi penerus kita butuh melihat dan berkunjung pada acara/pameran seperti ini guna meningkatkan daya kreativitas dan imajinasinya sejak dini, menghargai karya sekecil apapun karya itu, karena karya-karya kecil itu adalah bagian dari karya yang besar dan berdampak.
Selanjutnya kami mencari makan siang dan melanjutkan diskusi hingga larut malam ditemani beberapa cangkir kopi dan pisang goreng. Diskusi terfokus pada program dan target yang ingin dicapai hingga apa yang sudah dilakukan, hasil dan evaluasinya. Diskusi bermuara pada kesepahaman perlunya mengembangkan ekonomi kreatif dengan super serius dan melibatkan anak-anak muda sebagai pelaku utama membangun ekosistem kreatif di tengah-tengah masyarakat. Maka lahirlah kesepahaman segera membentuk Waibakul City Creative Forum/Forum Ekonomi Kreatif Kota Waibakul. Konsep dan rencana penerapannya sedang saya kerjakan dengan lebih detail saat ini.
"Teras Dialog bersama Paul Kira" yang diselenggarakan oleh IKST BALI pada minggu 19 Januari 2020, berlangsung dari sore hari hingga larut malam, banyaknya pembahasan dan antusias warga IKST BALI memaksa penyelenggara untuk menambah waktu dari yang direncanakan sebelumnya.
Sumber Daya Manusia (SDM), Bonus Demografi, Pendidikan dan Beasiswa, pengentasan kemiskinan merupakan topik konsentrasi pada Teras Dialog bersama Paul Kira kali ini. Selain Bapak Paul Kira, Teras Dialog juga menghadirkan Bapak Tagela Ibisola (Ketua DPRD Kabupaten Sumba Tengah), Bapak Yusdi Diaz (Ketua Umum Flobamora Bali) dan Marthen Rowa Kasedu (Ketua Umum IKST Bali) sebagai Narasumber.
Senin 20 Januari kami menemui dua sahabat Arsitek yaitu Popo Danes dan Ari Setiya Wibawa. Bersama Popo Danes (www.popodanes.com) kami berdiskusi dan berpikir bagaimana melihat potensi pariwisata dan kemungkinanan menuangkannya kedalam Master Plan Pariwisata Sumba Tengah. Jika para Sahabat ingin mengenal Popo Danes lebih jauh dapat dilihat pada dokumentasi program acara Architecture Journey Sumba.TV berikut: ARCHITECTURE JOURNEY - Journey of Popo Danes Architect, Bali Architecture Week 2019.
Bersama Ari Setiya Wibawa kami berdiskusi mengenai Program Rumah Mandiri. Ari adalah aplikator salah satu produk PU, 'RAMAHKARSA' namanya, yaitu singkatan dari 'RUMAH MURAH BONGKAR PASANG'. Kami melihat teknologi ini baik dan bisa diterapkan pada daerah-daerah susah air ataupun daerah yang jauh dari tambang galian C (pasir, koral, dll). Berita baik dan menggembirakan kita dapat pula mengajukan diri sebagai Aplikator, Saya dan Bapak Paul Kira berpikir bisa saja satu Bumdes di Sumba Tengah menjadi aplikator produk ini. Pada hari yang sama kami juga mengunjungi Rumah Sanur (Ruang Temu Kolaboratif Insan maupun Komunitas Kreatif di kota Denpasar).
Pada malam hari Bapak Paul Kira menghadiri Perayaan Natal dan Tahun bersama IKST BALI yang dihadiri lebih dari 1000 orang warga Bali asal Sumba Tengah.
Selasa pagi 21 Januari 2019 sebelum menuju Airport kami mampir di 70 Fahrenheit Koffie Bali sebagai salah satu pelaku industri kopi di Indonesia.
Paul Kira: Jika kita ingin mengembangkan produk unggulan seperti 'KOPI' ini maka lebih dulu kita harus mempelajarinya dari hulu hingga ke hilir.
Sukses Paul Kira, Bupati yang selalu ingin belajar, belajar dari siapa saja. Saya ingat pada saat pulang dari perayaan natal IKST sekitar pulul 23.00 Baliau meminta Saya mencari warung untuk sama-sama minum kopi lagi. Kami juga mengajak Hanne (Dir. Produksi Sumba.TV) dan Anggie (Dir. Event Sumba.TV), Beliau katakan Saya ajak kalian untuk curi ilmu kalian, hahaha (semua tertawa bahagia). Pulang ke Sumba Beliau juga membawa beberapa buku diantaranya buku Ini Broadcasting terbitan SumbaMedia HUB yang menulis tentang industri pertelevisian dari era SCTV pada tahun 1992 hingga perkembangan saat ini dan kemungkinan industri ini dimasa depan, Buku Putih Kota Kreatif terbitan ICCN, buku Desain Pusat Cendramata Pariwisata terbitan Imaji dan buku Kere tapi Aktif yang menceritakan keberhasilan Walikota Denpasar mengelola dan mendorong perkembangan ekosistem ekonomi kreatif di Kota Denpasar.